Sabtu, 31 Agustus 2013

Aku Bukan Anak Supir Ambulance Biasa

Aku hanyalah anak biasa terlahir dari seorang sopir ambulance dan buruh pabrik. aku tak tahu sebesar apa perjuangan orang tua ku hingga aku bisa menginjakkan kaki di IPB. aku merasa sedih, haru dan bahagia karena cacian orang - orang yang selalu menghina "Kamu hanyalah anak sopir ambulance mimpimu terlalu tinggi". Itulah kata - kata yang keluar dari seorang tetangga ku yang terbilang paling kaya di lingkunganku. Tetapi mimpiku untuk kedua orang tuaku tak pernah berhenti. Akan aku kejar mimpiku ke IPB. Universitas yang aku dambakan. Segala usaha dari nilai dan financial. Orang tuaku pun berjuang meminjam uang. dan ketika aku buka snmptn.ac.id, dan inilah bukti mimpiku. bahwa anak sopir ambulance ini bisa. Masalah pun datang ketika UKT ku melebihi gaji yang diterima orang tuaku. Aku bingung rasanya aku ingin pulang saja ke Byolali dengan Ayahku. Tetapi Ayahku selalu berkata"Biar bapak yang mengusahakan uangnya" kata - kata itu membuat hati ku tergoncang. Usaha mencari beasiswapun mulai aku cari di IPB. Aku mencoba mendapatkan beasiswa bidik misi. Dan saat inilah aku merasa bahwa dunia tidak adil. Kenapa mereka yang kaya dengan hp bermerk blackberry, android, dll dapat memperoleh beasiswa bidikmisi. Hanya karena alasan gaji pokok mereka kurang dari 3 juta. Tetapi kebanyakan mereka berasal dari keluarga wiraswasta dengan gaji lebih. Aku baru tahu dari temanku penerima bidik misi bahwa mereka dari golongan wiraswasta memasukan gaji paling rendah. Karena Wiraswasta tidak perlu mengumpulkan slip gaji. Betapa sedihnya hatiku ya Allah, dengan apa orangtuaku akan membiayaiku. Dengan gaji bersih ayahkuku yang hnya 500ribu dan ibuku 1jt. padahal mereka juga perlu membiayai adikku. Ya allah aku berpasrah dengan segala keputusanmu......


To Be Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar